Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,
dan engkau melihat manusia masuk ke dalam agama Allah berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohon ampunlah kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.
(QS. An-Nashr 1-3)

6/12/2011

Dzikir Asmaul Husna oleh Warga Binaan Menggema di Menara 165


Sejarah manis ditorehkan oleh 10 orang warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (LP) Anak Wanita Kelas II-B Tangerang. Karena Sabtu, (28/05) lalu bertempat di Ballroom Granada Menara 165 dihadapan 500 lebih peserta training ESQ angkatan 101 mereka mengumandangkan Asmaul Husna. Kehadiran mereka didampingi langsung oleh Boyke Budiman Sumantri selaku Ketua Umum bersama segenap pengurus Forum Komunikasi Alumni (FKA) ESQ Kordinator Daerah (Korda) Kota Tangerang dan beberapa jajaran staf dan petugas dari Lapas Anak Wanita Kelas II-B Tangerang.

Dzikir Asmaa’ul Husna dibawakan dengan begitu khidmat oleh para warga binaan. Seluruh peserta training beserta alumni yang hadir pun terdiam dalam keheningan. Bahkan suasana semakin bertambah haru ketika sayup-sayup suara isak tangis mulai terdengar dari para warga binaan saat dipertengahan dzikir tersebut. Puncak dzikir tersebut kemudian ditutup dengan do’a yang dibacakan langsung oleh salah seorang warga binaan. Sepenggal do’a yang begitu menyayat hati dan membuat seluruh orang menjadi terdiam dan bahkan tidak sedikit peserta training yang menundukkan kepala menahan haru dan tangis air mata. Sungguh, diperlukan keberanian yang luar biasa di dalam menyampaikan sepenggal do’a yang merupakan isi hati mereka.

Salah satu warga binaan tersebut mengungkapkan, “Duhai Allah. Sungguh kami sadar, betapa hinanya kami di hadapan-Mu. Begitu banyak kesalahan dan dosa yang telah kami lakukan dihadapan-Mu. Hingga akhirnya sebuah konsekuensi harus kami jalani. Kini telah terpisah jauh dari keluarga kami. Bahkan jeruji besi dan tembok yang tinggi telah membatasi kehidupan dan kebebasan kami. Namun kami yakin bahwa Engkau sedang memperhatikan kami. Karena justru disanalah, akhirnya kami belajar untuk dapat lebih menghargai arti hidup ini, belajar untuk mengenal dan mencintai-Mu.”

“Ya Allah. Kami memohon padaMu, ajarkanlah kami untuk belajar tentang arti sabar dan ikhlas yang sebenarnya, atas setiap kehendak-Mu yang mengiringi sisa hidup ini. Karena kami memang tiada daya dan upaya tanpa pertolongan-Mu. Karena di dalam lubuk hati, kami juga merindukan keluarga yang telah lama ditinggalkan. Teringat jelas saat kebersamaan dengan mereka yang kami cintai, terbayang jelas wajah mereka yang menjerit dan menangis saat melihat kami pergi.”

“Ya Allah. Kini kedua tangan kami sudah tak kuasa lagi menjangkau mereka, lisan ini sudah tak kuasa lagi menyapa mereka, dan bahkan kebersamaan kami juga sudah hilang dari mereka. Karenanya, kini kami titipkan kembali keluarga kami dalam penjagaan dan pelukan-Mu. Limpahkanlah kasih saying-Mu kepada kedua orangtua kami, kepada anak-anak kami, kepada pasangan hidup kami dan kepada seluruh orang-orang yang peduli kepada kami, dan bahkan limpahkanlah cinta-Mu lebih dari yang mereka pinta di dalam sujud dan do’anya. Namun jangan biarkan cinta kami kepada mereka melebihi cinta kami kepada-Mu. jadikanlah cinta kami kepada-Mu sebagai tali penghubung cinta kami kepada mereka.”

“Ya Allah. Karenanya izinkanlah sepenggal do’a ini menjadi kenangan yang terindah bagi kami. Berikanlah kebaikan di sisa hidup kami dan di akhir kehidupan kami. Meskipun kami sadar, bahwa kami bukanlah yang terbaik diantara hamba-hamba-Mu, namun izinkanlah ada kebaikan yang mengiringi di saat pertemuan dengan-Mu.”

“Karenanya kami memohon dengan amat sangat pada-Mu. Ampunilah segala kesalahan dan dosa kami, baik yang terlihat maupun yang tak terlihat oleh mata yang melihatnya, yang terdengar maupun yang tak terdengar oleh telinga yang mendengarnya, dan bahkan yang terucap melalui lisan maupun yang tersirat di dalam hati ini.”

“Terima kasih Ya Allah. Terima kasih atas jamuan cintaMu dalam indahnya kebersamaan dan sentuhan hati di hari yang takkan pernah kami lupakan ini. Aamiin, Allahumma Aamiin Ya Mujiib,” urainya seraya meneteskan air mata.

Aura keharuan disertai air mata yang menetes pun mulai menyebar ke seluruh penjuru ruangan. Terutama ketika para warga binaan tersebut memandang dengan penuh senyum kepada seluruh peserta. Hingga puncaknya adalah ketika mereka memohon do’a restu untuk berpamitan pulang.

“Ayah, bunda dan seluruh sahabat. Kami memang warga binaan yang menghuni Lapas, namun kami semua juga adalah makhluk ciptaan Tuhan. Kami di sana memang sedang menebus kesalahan yang pernah kami lakukan, namun bukan berarti keberadaan kami untuk ditakuti, dihina atau bahkan dikucilkan. Karenanya, atas nama seluruh warga binaan yang berada di seluruh Lapas yang ada di pelosok negeri ini, kami memohon, pandanglah kami sebagai manusia, dan bukan sebagai sesuatu yang hina,” ungkap salah satu warga binaan.

“Kami hadir disini untuk berbagi tentang arti sebuah kebersamaan, karena kami juga ingin mengumpulkan sebongkah bekal amal yang terindah, untuk kelak dipersembahkan dihadapan-Nya. Sebelum kematian itu pasti datang untuk memisahkan kebersamaan. Seiring harapan, akan adanya kebaikan yang menemani disepanjang sisa rangkaian perjalanan hidup kami dan di akhir kematian kami. Karena sungguh, kami tak ingin kehilangan Dia untuk yang kesekian kali, berharap ada sesuatu yang indah menanti, di suatu saat yang pasti.”

Warga binaan tersebut menambahkan, “Pak Ary dan seluruh team trainer ESQ, Ayah Boyke dan seluruh pengurus FKA ESQ Korda Kota Tangerang, segenap staf dan petugas LP Anak Wanita Kelas II-B Tangerang, serta seluruh Ayah, Bunda serta sahabat alumni dan peserta Training Eksekutif ESQ yang dirahmati Allah. Terima kasih atas kebersamaan yang singkat ini, namun sungguh ini semua sangat berarti bagi kami. Sekaligus kami memohon ketulusan doanya, karena kami harus pamit untuk kembali pulang ke Lapas. Semoga kebersamaan ini, kelak akan menjadi diantara kenangan yang terindah saat dihadapan-Nya. Sekali lagi kami haturkan terima kasih yang tak terhingga.”

Usai penampilan, seluruh orang yang hadir di Ballroom Granada pun spontan berdiri memberikan penghargaan. Bahkan Pendiri ESQ, Dr. HC. Ary Ginanjar Agustian langsung menemui dan bersilaturahim dengan para warga binaan. Sebuah hadiah kenangan berupa boneka Mr. Zero diberikan langsung oleh Ary Ginanjar kepada 2 orang warga binaan yang akan bebas dalam waktu dekat.

Sebelum pamit, Dr. Boyke Budiman Sumantri, Sp.U selaku Ketua Umum FKA ESQ Korda Kota Tangerang turut membagikan hadiah serupa kepada seluruh warga binaan, staf dan petugas dari Lapas sebagai kenangan dan sekaligus berfoto bersama. Sebuah kenangan indah yang memang takkan pernah terlupakan dari indahnya kebersamaan dan sentuhan hati. (irvan/tino)

Sumber: http://esq-news.com/2011/berita/05/31/dzikir-asmaul-husna-oleh-warga-binaan-menggema-di-menara-165.html

Berita Terkait



0 komentar:

Posting Komentar