Hidup tanpa cinta laksana laut tanpa garam, tentu semua kehidupan yang ada di dalamnya akan mati. Begitupun kehidupan yang sementara dan sesaat yang kita alami sekarang ini, hidup tak bisa lepas dari yang namanya cinta. Contoh seorang Ibu bisa mengurus anaknya dengan baik karena cinta, seorang isteri menyiapkan sarapan yang sehat untuk suaminya karena cinta, seorang guru atau ulama mengajari ilmu kepada anak didiknya karena cinta, sang pemimpin berlaku adil atau membela orang-orang yang lemah juga karena cinta, Tetangga menolong tetangganya karena cinta atau memberi sesuatu yang bermanfaat kepada tetangganya pun karena cinta.
Nabi saw. bersabda: Salah satu di antara kalian tidak beriman sebelum ia mencintai saudaranya (atau beliau bersabda: tetangganya) seperti mencintai diri sendiri. (Hadis riwayat Anas bin Malik ra, Shahih Muslim No.64)
Antara Cinta dan Kewajiban
Cinta berbeda dengan kewajiban, kewajiban adakalanya dilakukan dengan rasa terpaksa. Tapi kalau karena cinta, jalan dan rintangan yang bagaimana pun sulitnya akan dijalani dengan rasa senang dan bahagia. Dengan cinta semua yang berat menjadi ringan, yang sulit menjadi mudah, apapun dijalaninya. Dan Cinta pula yang membuat seseorang menjadi mudah melakukan yang baik-baik, ya begitulah cinta,
“Cinta itu indah, karena ia bekerja dalam ruang kehidupan yg luas, dan inti pekerjaannya adalah memberi. Memberi apa saja yg diperlukan oleh org2 yg kita cintai utk tumbuh menjadi lebih baik dan berbahagia karenanya" (Anis Matta)
Cinta Allah
Cinta kepada Allah adalah puncaknya cinta. Lembahnya cinta adalah cinta kepada sesama. Namun perwujudan rasa cinta itu adalah seperti tertuang dalam firman-Nya,
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan MEMBERIKAN HARTA YANG DICINTAINYA kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (AL BAQARAH ayat 177)
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. (ALI 'IMRAN ayat 92)
Atau Firman-Nya berikut ini,
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (ALI 'IMRAN ayat 31)
Mencintai sesuatu berarti mengutamakan sesuatu, bila keutamaan itu sampai membuat seseorang lupa pada Allah, maka sesuatu itu menjelma menjadi tuhan bagi dirinya. Berbeda dengan orang yang mencintai Allah. Orang yang mencintai Allah pasti mencintai sesuatu, tapi orang yang mencintai sesuatu belum tentu mencintai Allah.
Seorang penyair berkata:
Palingkan hatimu pada apa saja yang kau cintai
Tidaklah kecintaan itu kecuali pada cinta pertamamu
Yaitu Alloh jalla wa ‘ala
Berapa banyak tempat tinggal di bumi yang ditempati seseorang
Dan selamanya kerinduannya hanya pada tempat tinggalnya yang semula
Yaitu surga
Iman bukanlah khayalan atau angan kosong belaka, tetapi ia tertanam kuat dalam hati dan melahirkan amal-amal sholeh atau perbuatan-perbuatan yang menggambarkan kecintaan seseorang. Oleh karena itu betapa indahnya hidup ini jika kita mampu menjalani hidup yang penuh cobaan ini dengan hanya bersandar kepada-Nya saja, Firman-Nya,
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi,... (AL A'RAAF ayat 96)
Namun untuk melaksakannya memang tidak gampang, oleh sebab perilaku manusia itu sendiri. Mereka suka sekali menyakiti sesamanya baik disadari atau pun tidak seperti menggunjing, mereka tahu itu dosa namun sudah seperti lalapan sehari-hari. Wahai saudaraku, ingatlah perbuatan sia-sia selalu menunjuk kearah perbuatan dosa,
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (AL HUJURAAT ayat 12)
Jauhilah kebiasaan menggunjing, karena menyebabkan tiga bencana: pertama, doa tak terkabul. Kedua, amal kebaikan tak diterima. Dan ketiga, dosa bertambah (Riwayat Ali bin Abi Thalib)
Nabi Saw telah menggambarkan sifat orang mukmin yg sesungguhnya,
Beliau bersabda: Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling kasih, saling menyayang dan saling cinta adalah seperti sebuah tubuh, jika salah satu anggotanya merasa sakit, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakan sulit tidur dan demam. (Shahih Muslim No.4685)
Jadi secara sederhana kita bisa mengambil kesimpulan : Semakin kita meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah, maka semakin meningkat pula cinta kita kepada-Nya dan seluruh Ciptaan-Nya atau hamba-hamab-Nya, dan tentu semakin baik pula akhlak kita terhadapnya.
Nabi Muhammad saw mengatakan: agama islam itu pada hakikatnya adalah keluhuran akhlak. Sabdanya lagi, sesempurna-sempurna iman orang beriman ialah yang terbagus akhlaknya.
Semoga dapat menjadi bahan renungan kita semua.
Juga semoga kita menjadi hamba-hamba-Nya yang dicinta dan mencintai. Allahumma Amin.
Barakallahu fikum
Selengkapnya