Seorang pria menemukan sebuah kepompong di kebun. Ia memungut lalu membawanya kerumah untuk diamati. Suatu hari kepompong itu bergerak dan robek sedikit demi sedikit, dan kaki kupu-kupu tersembul dari dalam. Ia ingin menyaksikan perjuangan kupu-kupu itu keluar dari balutan serabut kepompong. Usaha itu sempat terhenti , rupanya calon kupu-kupu kehabisan tenaga untuk merobek kepompongnya. Lantas diam tak bergerak.
Melihat beratnya perjuangan hewan cantik ini sang pria merasa iba. Lantas diambilnya gunting lalu dibuatlah lubang besar pada kepompong sehingga kupu-kupu muda itu keluar dengan mudah. Namun apa yang terjadi? Tubuh kupu-kupu tersebut terlihat bengkak mengandung air, tak bergeming, sementara sayapnya kisut terkatup. Sang pria terus mengamati dan mennatikan terjadi. Namun hewan ini hanya beringsut kekiri dan kekanan perlahan. Sayapnya tetep layu terkatup tanpa tenaga.
Meski apa yang dilakukan pria itu baik, yakni menolong kupu-kupu, namun karena ketidak tahuannya langkah itu justru mematikan yang ditolong. Mengapa? Banyak orang tidak mengetahui bahwa perjuangan kerasnya merobek kepompong itu justru cara sang pencipta untuk memopa cairan dari tubuh kupu-kupu agar mengalir kesegenap bagian sayap, sehinggga bisa menggerakkan sayap untuk terbang melepaskan diri ke alam bebas.
Terkadang kehidupan kita membutuhkan perjuangna keras. Bila sang pencipta membiarkan kehidupan kita berlangsung mulus terus tanpa masalah dan tantangan, justru akan membuat kita lumpuh tanpa daya. Kita tidak akan sekuat seperti yang seharusnya. Tak hanya itu kita pun tidak akan bisa terbang.
Dikutip dari: Majalah Idebisnis edisi 5/ Oktober 2010
0 komentar:
Posting Komentar