Menyambut Tahun Baru 1432 Hijriyah, Forum Silaturahmi Mahasiswa (Fosma) komisariat Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta mengadakan tabligh akbar doa untuk Indonesia.
Acara yang digelar pada Selasa (7/12) di lapangan parkir Student Center UIN ini, dihadiri 250 orang lebih yang berasal dari berbagai kalangan termasuk Kapolda Metro Jaya, Irjen. Pol. Sutarman, dan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Komaruddin Hidayat.
Hadir sebagai pembicara dalam acara yang bertemakan Spirit Pemuda sebagai Rakyat Cinta Tanah Air (Sparta) ini ialah guru besar UIN, Sa’id Agil Husein Al-Munawar dan penggagas sekaligus pendiri ESQ Leadership Center (ESQ LC) Ary Ginanjar Agustian.
“Dalam pergantian tahun, apakah sudah memberikan perubahan pada diri kita sendiri baik dari perilaku, pola pikir dan gerakan hati kita. Alhamdulillah jika sudah melakukannya, namun jika belum astagfirullahal adzim,” ucap Said.
Menurut Sa’id Agil introspeksi harus selalu ada dalam diri tiap orang, karena dengan melakukan muhasabah berarti kita mengingat apa yang kita perbuat sebelum menghadap Allah SWT dan kita pasrahkan semua amal ibadah kita padaNya.
“Dalam momentum tahun baru Hijriah kita harus jalin persaudaraan dan perubahan, perubahan yang dimaksud adalah perubahan dalam arti yang seluas-luasnya. Hidup di dunia ini hanya sekali, mengalami masa muda tidak akan terulang dua kali, kita harus ingat itu,” ujarnya.
Sedangkan Ary Ginanjar mengatakan para pemuda khususnya mahasiswa mempunyai peranan penting dalam membangun peradaban masa kini. “Presiden Soekarno pernah berkata beri saya 1000 orang tua, maka saya akan pindahkan gunung Semeru, namun beri saya 10 pemuda maka saya akan guncang dunia,” kata Ary Ginanjar sambil berapi-api.
Menurut Ary, pemuda yang dimaksud Presiden RI pertama itu adalah pemuda yang selalu mengembangkan sains dan tidak lupa dengan agama. “Peradaban yang menggabungkan antara sains dan agama pernah terjadi di Cordoba, Andalucia. Kelak akan terjadi juga di Indonesia, setidaknya kita bisa tanamkan impian itu karena Allah serta kecintaan kita pada Nabi Muhammad SAW,” imbuhnya.
Ary Ginanjar yang juga sebagai dosen pasca sarjana di Universitas Negeri Yogyakarta ini menghimbau mahasiswa untuk selalu fokus dalam belajar dan menjadi pemimpin bagi negeri ini serta menjadi perubah bagi peradaban Indonesia agar Indonesia Emas yaitu masyarakat yang menjunjung tinggi tujuh budi utama (jujur, tanggung jawab, visioner, disiplin, kerjasama, adil, peduli) dapat terwujud.
“Perubahan yang dilakukan bukan hanya dari dimensi fisik (intelektual) saja, tapi harus mulai juga perubahan di sisi spiritualitas pada diri pemuda. Bangunlah karakter dengan sholat, pengendalian diri dibentuk dengan puasa, berbagi dibentuk dengan zakat, dan berlari dibentuk dengan haji,” lanjutnya.
Ketua panitia acara, Andi Hidayat mengatakan tujuan diadakannya tabligh akbar ini agar masyarakat khususnya mahasiswa menjadi lebih spiritualis dengan mengetahui apa arti dari satu Muharram.
“Saya tidak menyangka dengan antusiasme masyarakat yang hadir, ini memberikan kebahagiaan tersendiri bagi saya pribadi. Dengan acara ini mahasiswa jadi tahu visi misi kuliah selama ini untuk apa dan ketika mereka mengikuti organisasi yang ada di kampus tujuannya menjadi jelas,” ucap Andi.
Acara ini dimeriahkan oleh grup shalawat Tabina 165, Tari Saman Safoze (Saman Fosma Zero), dan Fakhri sang violist cilik dan ditutup dengan pembacaan Asmaul Husna serta santunan kepada 99 anak yatim. (git/jos) ESQ news